KERAGUAN IMAN ~ Bacaan : Matius 28 : 16-18

Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu (ayat 17)

Sebagai orang yang percaya kita pasti pernah mengalami pengalaman rohani yang mengajar kita untuk semakin percaya. Kepercayaan kita kepada Allah hendaknya tidak pernah putus. Raja Daud, dalam Mazmur 23 menaruh kepercayaan kepada Allah lebih dari segalanya, bahkan ia berkata bahwa Allah adalah gembala yang bertanggung jawab atas hidupnya. Kenapa Raja Daud mengumpamakan Allah sebagai gembala? Karena Daud sendiri pernah menjadi gembala dan mengerti bahwa seorang gembala harus bertanggung jawab atas domba-domba gembalaannya.

Murid-murid Tuhan Yesus pun kerap mengatakan bahwa mereka percaya dan mengasihiNya (Luk 10:17). Tetapi, kala Yesus disalibkan, maka muncul keraguan iman mereka. Mengapa hal ini dapat terjadi pada murid-murid Yesus? Karena mereka tidak mengenal Allah dan rencanaNya yang sebenarnya. Dosa dalam pikiranlah yang menutupi. Padahal mereka sudah lama bergumul dan bergaul akrab dengan Yesus, tetapi masih tetap tidak mengerti kemauan atau rencana Allah.

Begitu pula dengan kita saat ini. Kita kerap mengikuti kegiatan ibadah dan mendengarkan firman Tuhan, tetapi kebenaranNya jarang dipahami. Kita sering jatuh dalam pencobaan yang sama, sehingga timbul keraguan dan kekuatiran. Bahkan bukan mustahil iman kita gugur dan berpaling dari jalan Kristus. Tentunya hal ini sangat disayangkan bila itu terjadi.

Iblis pasti selalu akan mencoba memanipulasi kebenaran Allah dengan berbagai cara. Padahal Allah ingin agar kita tidak ragu dan selalu dekat denganNya. Namun, Iblis dengan upaya-upaya yang kadangkala sangat halus, tanpa kita sadari ternyata telah menjerumuskan hidup kita dalam kekelaman dosa.

Jadi, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak percaya kepada Allah sekalipun dalam pencobaan yang kita hadapi. Kebenaran dan kekuatan Allah adalah absolut dan kekal. Kita larut dalam keraguan ketika kita mengandalkan pemahaman logika semata. Ingat, Dia adalah Allah yang tidak akan pernah melupakan janji-janji-Nya.


ORANG YANG SELALU TEGUH DALAM IMANNYA PASTI AKAN MELIHAT KEMENANGAN BESAR

AYAH YANG BERDOA!

Seorang pendeta mengakhiri khotbahnya di suatu hari Minggu dengan berkata, "Jika ada seseorang di sini yang menginginkan bantuan untuk mengenal Allah dan ingin agar saya mendoakan, silakan angkat tangan." Seorang pria muda berdiri dan berkata, "Tolong doakan saya, Pak. Beban dosa saya terlalu berat untuk dipikul."

Setelah kebaktian, sang pendeta berbicara dengan pria tersebut dan membawanya untuk percaya kepada Yesus. Pria muda tersebut telah berkelana dari satu kota ke kota lain selama delapan tahun tanpa memberi kabar kepada orangtuanya. Jadi pada saat itu ia memutuskan untuk menulis surat dan memberi tahu mereka tentang perubahan dalam hidupnya.
Beberapa hari kemudian, datanglah jawaban dari ibunya, "Anakku terkasih, engkau pasti menerima Yesus Kristus pada jam yang sama saat ayahmu pulang ke surga. Ia telah sakit cukup lama, dan pada hari itu ia sangat gelisah. Ia berguling-guling di tempat tidurnya sambil berseru, 'Tuhan, tolong selamatkan anak laki-laki saya yang tersesat dan patut dikasihani.' Ibu yakin bahwa salah satu alasan engkau menjadi orang kristiani adalah permohonan Ayah yang tak putus-putusnya."

Seorang ayah yang berdoa akan "meminta", "mencari", dan "mengetuk" untuk anak-anaknya, tanpa henti-hentinya mempercayai Bapa surgawi untuk melakukan apa yang terbaik (Matius 7:7-11).Marilah kita mengucap syukur kepada Allah untuk para ayah yang setia, yang tidak pernah berhenti berdoa bagi anak-anak mereka --Henry Bosch