Penaburan

A. Hukum Tabur Tuai
Ada pepatah mengatakan bahwa : "Siapa yang menabur baik akan menuai baik, siapa yang menabur buruk akan menuai buruk".

Seperti dalam Kejadian 8 : 22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.
Selama masih ada hidup maka tabur tuai akan tetap ada sampai Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya. Oleh karena itu kita jangan sesat (Galatia 6 : 7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.) dengan mengatakan bahwa tabur tuai hanya berlaku untuk hal-hal rohani saja (Galatia 6 : 8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.). Tetapi tabur tuai juga berlaku untuk hal-hal jasmani (Galatia 6 : 6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu).

B. Ada Benih Yang Harus Ditabur
Kejadian 1 : 11, 12, 29
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. (11) Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. (12) => ada kuasa/ kekuatan multiplikasi (pelipatgandaan).
Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. (29) => sebelum manusia jatuh kedalam dosa, manusia hanya makan tumbuh2an berbiji, pohon2an yang buahnya berbiji. Kalau untuk binatang, Tuhan udah menyediakan tumbuhan hijau sebagai makanannya.
Balik ke tema (penaburan), sebenarnya dimana se ada kuasa/ kekuatan multiplikasi (pelipatgandaan)? Ada di dalam benih/ biji.

Mengapa bisa di dalam benih atau biji? Yukkk .... kita lihat ilustrasinya. Jika kita makan mangga, apa yang kita makan? Tentu aja buahnya khan? Bener banget n kayaknya engga mungkin deh bijinya ditelen n buahnya dibuang ... hehehe ... jokes only.
Mangga tuh hanya buahnya aja yang kita makan, sedangkan bijinya jika ditabur/ ditanam maka akan mendapatkan hasil.

Jadi kesimpulannya :
a. mangga itu buahnya yang dinikmati/ dimakan
b. bijinya ditanam/ ditabur
Dalam istilah rohani, sebagai anak Tuhan, dalam hidup kita tuh ada daya multiplikasi/ pelipatgandaan. Maksudnya Tuhan memberkati kita, sebaiknya berkat itu ada sebagian yang kita makan dan ada sebagian berkat yang kita tabur. Jadi berkat dari tuhan itu tidak semuanya dimakan. 2 Korintus 9 : 10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.

Dalam Perjanjian Lama di Kejadian 47 : 13 - 26
Di seluruh negeri itu tidak ada makanan, sebab kelaparan itu sangat hebat, sehingga seisi tanah Mesir dan tanah Kanaan lemah lesu karena kelaparan itu. Maka Yusuf mengumpulkan segala uang yang terdapat di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, yakni uang pembayar gandum yang dibeli mereka; dan Yusuf membawa uang itu ke dalam istana Firaun. Setelah habis uang di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, datanglah semua orang Mesir menghadap Yusuf serta berkata: "Berilah makanan kepada kami! Mengapa kami harus mati di depanmu? Sebab tidak ada lagi uang." Jawab Yusuf: "Jika tidak ada lagi uang, berilah ternakmu, maka aku akan memberi makanan kepadamu sebagai ganti ternakmu itu." Lalu mereka membawa ternaknya kepada Yusuf dan Yusuf memberi makanan kepada mereka ganti kuda, kumpulan kambing domba dan kumpulan lembu sapi dan keledainya, jadi disediakannyalah bagi mereka makanan ganti segala ternaknya pada tahun itu. Setelah lewat tahun itu, datanglah mereka kepadanya, pada tahun yang kedua, serta berkata kepadanya: "Tidak usah kami sembunyikan kepada tuanku, bahwa setelah uang kami habis dan setelah kumpulan ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami. Mengapa kami harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah kami? Belilah kami dan tanah kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan tanah kami akan menjadi hamba kepada Firaun. Berikanlah benih, supaya kami hidup dan jangan mati, dan supaya tanah itu jangan menjadi tandus." Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk Firaun, sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, karena berat kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun. Dan tentang rakyat itu, diperhambakannyalah mereka di daerah Mesir dari ujung yang satu sampai ujung yang lain. Hanya tanah para imam tidak dibelinya, sebab para imam mendapat tunjangan tetap dari Firaun, dan mereka hidup dari tunjangan itu; itulah sebabnya mereka tidak menjual tanahnya. Berkatalah Yusuf kepada rakyat itu: "Pada hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu untuk Firaun; inilah benih bagimu, supaya kamu dapat menabur di tanah itu. Mengenai hasilnya, kamu harus berikan seperlima bagian kepada Firaun, dan yang empat bagian lagi, itulah menjadi benih untuk ladangmu dan menjadi makanan kamu dan mereka yang ada di rumahmu, dan menjadi makanan anak-anakmu." Lalu berkatalah mereka: "Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun." Yusuf membuat hal itu menjadi suatu ketetapan mengenai tanah di Mesir sampai sekarang, yakni bahwa seperlima dari hasilnya menjadi milik Firaun; hanya tanah para imam tidak menjadi milik Firaun.

Diceritakan bahwa terjadi kelaparan hebat yang melanda tanah Mesir dan Kanaan. Kalau orang lapar maka hal pertama yang dicari/ dibeli adalah makanan. Mereka berusaha terus untuk memperoleh makanan yang pertama dengan menukarkan uang mereka dengan gandum. Setelah uang mereka habis namun masih ada saja kelaparan maka mereka menukarkan ternak mereka dengan gandum, sampai akhirnya hanya diri mereka dan tanah yang mereka punya. Akhirnya Yusuf membeli mereka ganti gandum. Yusuf memberikan prinsip-prinsip alkitabiah yaitu memberikan benih gandum untuk mereka tanam sedangkan hasilnya Yusuf meminta 1/5 bagian atau 20% hasilnya untuk Firaun sedangkan 4/5 bagian atau 80% sebagai makanan mereka dan untuk ditabur kembali.
Berbeda sekali dengan Tuhan yang hanya meminta 10% dari hasil kita, sedangkan yang 90% sisanya untuk dimakan dan sebagian untuk ditabur.

Bagaimana ?!? Mau bahagia ?!? ayo kita menabur/ menyebar harta (Amsal 11 : 23-25 Keinginan orang benar mendatangkan bahagia semata-mata, harapan orang fasik mendatangkan murka. Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.)


C. Penaburan bukan Pemberian
Pemberian harta (derma) didasari oleh belas kasihan (Amsal 19 : 17 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu ; Matius 6 : 4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.)

Penaburan adalah memberi untuk pekerjaan Tuhan sebab penaburan harta didasari oleh IMAN karena tujuannya adalah untuk melebarkan kerajaan surga di bumi.

Contoh Penaburan 2 Korintus 8 : 1 - 5 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.

Sidang jemaat Makedonia yang sangat terkenal karena kemiskinannya tetapi mempunyai IMAN akan anugerah Allah (ayat 1); mempunyai iman akan hidup yang kekal (ayat 5) memberi diri mereka pertama-tama kepada Allah kemudian kepada para rasul dalam hal pelayanan; selain itu Jemaat Makedonia juga memunyai iman akan sukacita yang kekal (ayat 2).

Tidak ada komentar: