Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Itulah pertanyaan dalam kitab Amos 3 : 3. Kira-kira bisa engga ya??? Jelas ga bisa dong coz mereka engga ada janjian. Mungkin aja yang satu jalan ke kanan sedang yang lain jalan ke kiri. Tapi jika mereka udah mempunyai suatu tempat tujuan yang pasti dan mereka berjanji akan menuju ke tempat tujuan tersebut maka ada kemungkinan besar bahkan FBC yakin banget kedua orang terjebut bisa berjalan bersama-sama.
Ngomong-ngomong soal janji, janji itu berkaitan dengan hati. Dalam Mazmur 25 : 8 TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Tuhan itu baik dan benar (benar disini menunjukkan bahwa Tuhan itu jujur, tulus, memiliki integritas), karena itu Tuhan dengan tulus mau menunjukkan jalan kepada orang yang sesat, hal itu dilakukan-Nya untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya, Mazmur 92 : 16.
Kita lihat perjalanan bangsa Israel dalam Keluaran 4 : 31 Lalu percayalah bangsa itu, dan ketika mereka mendengar, bahwa TUHAN telah mengindahkan orang Israel dan telah melihat kesengsaraan mereka, maka berlututlah mereka dan sujud menyembah. Bangsa Israel memang percaya kepada Tuhan namun tidak memiliki ketulusan hati, mereka selalu bersungut-sungut di padang Gurun. Bahkan saat Musa melepas pengintai, hanya 2 orang pengintai yang membawa kabar bagus mengenai tanah kanaan, sedang yang lain menciutkan hati bangsa Israel sehingga bangsa Israel membuat Tuhan marah. Dan Tuhan menghukum semua bangsa Israel sehingga bangsa Israel yang tidak memiliki ketulusan hati, tidak diizinkan Tuhan untuk masuk ke Kanaan. Hanya Yosua dan Kaleb yang boleh memasuki Tanah Kanaan.
Jalan TUHAN adalah perlindungan bagi orang yang tulus, tetapi kebinasaan bagi orang yang berbuat jahat Amsal 10 : 29. Memang benar, kalau orang tuh tulus, pasti deh Tuhan selalu melindungi karena Tuhan mau berjalan dengan orang yang memiliki ketulusan hati. Dalam 1 Petrus 2 : 7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan." Tuhan memberi pengertian bahwa Dia akan selalu menguatkan, mengokohkan kita selagi kita tulus. Tapi tuhan juga bisa menjadi batu sandungan kalau kita tidak tulus. Karena dalam Lukas 2 : 34 dijelaskan : Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.
Jadi mau engga mau kita harus mempunya hati yang tulus. Kalau engga tulus, Tuhan bisa menjadi batu sandungan yang bisa menjatuhkan kita. Mau ???
Nah, setelah kita taw bahwa ketulusan hati itu penting banged buat hidup kita. Tentunya kita juga harus tau dong, apa se keuntungannya jika kita mempunyai ketulusan hati/ integritas ???
1. Tuhan berjanji akan memberikan keamanan dalam Perjalanan Iman
Tuhan sendiri yang udah janji, jadi mana mungkin engga ditepati. Yukk, liat dalam Amsal 10 : 29 Jalan TUHAN adalah perlindungan bagi orang yang tulus, tetapi kebinasaan bagi orang yang berbuat jahat. Jadi siapa yang bersih kelakuannya (bahasa Inggrisnya : Integritas) atau siapa yang tulus/bersih hatinya, pasti aman jalannya. Ada jaminan Tuhan selama perjalanan sampai tujuan akhir.
2. Memberi arahan ke jalan yang lebih mulia
Ibarat kapal, engga bakalan nyampe ke tempat tujuan kalo engga ada kompas yang nunjukin arah. Namun Amsal 11 : 3 berkata Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya. Mazmur 25 : 21 Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau.
Jadi jangan takut hidup ditengah-tengah dunia yang tidak menentu kalau kita memiliki integritas. Contoh : integritas Ayub, karena ketulusan hati/ integritas Ayub disaksikan oleh Tuhan (Ayub 2 : 3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan.") dan ketulusan hati/integritas Ayub disaksikan oleh istrinya (Ayub 2 : 9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!").
Jadi : kenali Tuhan yang mengamati jalan kita dan menghitung segala langkah kita dan jagalah langkah hidup kita dalam ketulusan maka Tuhan akan membawa kita ke tingkat kehidupan yang lebih mulia (Ayub 31 : 4-6 Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala langkahku? Jikalau aku bergaul dengan dusta, atau kakiku cepat melangkah ke tipu daya, biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar