Kiat Hidup di Tengah Krisis
Sebagai buku kehidupan, Alkitab memberi solusi terhadap berbagai masalah hidup yang kita hadapi. Misal menghadapi krisis (ekonomi) yang kita alami saat ini. Meski zaman telah berubah, kita bisa belajar dari Ishak (Kej 26 : 1-33) dengan kiat berikut :
Sebagai buku kehidupan, Alkitab memberi solusi terhadap berbagai masalah hidup yang kita hadapi. Misal menghadapi krisis (ekonomi) yang kita alami saat ini. Meski zaman telah berubah, kita bisa belajar dari Ishak (Kej 26 : 1-33) dengan kiat berikut :
- Dengarkan Firman Tuhan
Jangan mudah terpancing dengan berbagai informasi dan apa yang dikatakan para pakar. Kita memang hidup di era informasi, tetapi memiliki lebih banyak informasi tidak berarti kita lebih tahu. Orang tenggelam dalam informasi tetapi kelaparan pengetahuan. Kita harus mendengarkan firmanNya dengan cermat dan bijaksana karena “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan” (Amsal 1 : 7). - Pegang Janji Tuhan
Tuahn menjanjikan kepada Abraham dan keturunannya (termasuk kita) berkat perjanjian (mewaisi negeri) dan menjadi berkat. Krisis boleh datang, tetapi kita tidak perlu kuatir karena Tuhan yang memelihara hidup kita adalah SETIA. Ia tahu persis apa yang kita butuhkan. Bagian kita adalah focus pada tujuan Tuhan atas hidup kita dan setia menantikan janji-janjiNya digenapi. Jangan berusaha “menolong” Tuhan. Coz GOD NEVER LATE AND ALSO NEVER FAST (Tuhan tidak pernah terlambat dan tidak pernah terlalu cepat). Ia menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkotbah 3 : 11). - Jujur
Meskipun hidup ditengah komunitas yang tidak takut akan Tuhan dan penuh tipu muslihat, kita tidak boleh mengikuti cara hidup mereka. Ishak nyaris mengundang petaka dengan rasionalisasinya yang mirip dilakukan ayahnya, Abraham, saat masuk lingkungan baru. Kita mesti bernai jujur dan tidak kompromi dengan cara dunia. - Tetap Menabur
Dalam situasi sulit dan paceklik, bila ingin menuai hasil, kita harus bekerja keras dan menyisihkan sebagian milik kita yang berharga untuk ditabur sebagai benih. Hasilnya, Tuhan bisa memberkati hingga 100 kali lipat pada tahun yang sama. - Kreatif dan Pantang Menyerah
Untuk meningkatkan hasil, kita perlu menggali dan mengeksplorasi potensi kita serta mengembangkannya dengan kreatif. Ishak idak berhenti dengan sukses dibidang pertanian. Ia mengembangkan peternakan dengan terus menggali sumur. Sumur melambangkan sumber kehidupan bagi masyarakat agraris. Meski berkali-kali sumur yang digali menjadi rebutan, Ishak pantang menyerah. Ia terus menggali sumur-sumur lain. Jangan biarkan siapa pun menghalangi karya dan berkat kita. Dengan terus berusaha kita akan menikmati hasilnya. - Hindari Pertengkaran
Setelah berhasil melewati krisis pangan bukan berarti masalah selesai. Hidup ditengah masyarakat majemuk apalagi oportunis (maunya menang sendiri) pertengkaran tidak terhindarkan. Namun Ishak memilih jalan damai dengan pindah ke daerah baru. - Membangun Mezbah Tuhan
Beribadahdan membangun hubungan pribadi dengan Tuhan penting kita lakukan agar kita tidak kehilangan tuntunanNya dan tujuan panggilan Tuhan dalam hidup kita. - Cepat Beradaptasi
Selain menghadapi situasi yang berubah-ubah, Ishak juga sempat berpindah-pindah. Kini, di era yang berubah cepat dengan situasi yang tidak menentu, kita harus mampu untuk capt beradaptasi cepat. Untuk itu, kita harus mampu belajar (learn), belajar kembali (relearn), dan membuang ajaran usang (unlearn). Kemampuan kita untuk belajar lebih cepat dari pesaing kita menjadi keuntungan kompetitif untuk berhasil. - Networking
Membangun hubungan merupakan hal penting sejak zaman purba terlebih di era milenium sekarang. Daripada berkeluh kesah lebih baik mulai menjalin hubungan dan membangun jaringan. Ada ungkapan “If you are not networking, you are not working” (jika anda tidak memiliki jaringan, anda tidak bekerja). Apa yang dapat kita lakukan secara sendiri itu terbatas, tetapi melalui networking kita bisa melakukan hal-hal yang tidak terbatas.
Manusia cenderung mengingat siapa yang membantu dirinya saat mengalami kesulitan. Ishak datang kepada Abimelekh, raja orang Filistin. Meski sempat diusir dari wilayahnya, ia tidak menaruh dendam. Bahkan akhirnya mereka bersahabat. Situasi sulit merupakan kesempatan bagi kita untuk menjalin hubungan dengan orang-orang tertentu. Menolong orang besar mengatasi masalah kecil mereka bisa menjadi kesempatan besar bagi kita.
Ishak telah memberi insapirasi bagaimana melewati krisis, hingga diberkati dan menjadi berkat. Apakah kita siap mengikuti jejaknya ?!?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar